Aliran udara yang mengalir didalam sistem ventilasi tambang bawah tanah
merupakan aliran udara yang sangat komplek, dimana aliran udara
dipengaruhi oleh bentuk dan kekasaran permukaan yang heterogen sehingga
terjadi kehilangan tekanan akibat gesekan dan shock yang komplek.
Kenyataan di lapangan tersebut belum tentu dapat diwakili oleh nilai
resistansi yang terdapat pada literatur (McElroy, 1935). Untuk
mendapatkan nilai resistansi di lapangan diperlukan pengukuran langsung
kecepatan dan tekanan pada jalur udara di tambang untuk dapat dihitung
nilai resistansinya. Penelitian yang dilakukan akan membandingkan nilai
resistansi dari hasil pengukuran dengan nilai resistansi pada literatur
(McEroy, 1935)
Sistem Ventilasi Tambang |
Nilai resistansi yang didapatkan dari pengukuran relatif berbeda dengan
literatur (-392-97.9%) perbedaan tersebut diperkirakan oleh kondisi
lapangan yang tidak direpresentasikan oleh literatur, namun mungkin bisa
terjadi kesalahan pengukuran untuk daerah yang memiliki tekanan dan
kecepatan yang rendah. Nilai resistansi yang didapatkan pada literatur
akan digunakan sebagai input untuk pembuatan model jaringan ventilasi
didalam tambang. Output dari model yang berupa debit udara, akan
dibandingkan dengan hasil pengukuran lapangan untuk melihat perbedaan
model dan pengukuran. Hasil dari perbandingan antara simulasi dengan
hasil pengukuran ventilasi pada intake dengan overall error 4.35 % dan
exhaust dengan overall error 0.09 %. (dibawah error maksimum yang
diizinkan sebesar ±10%) tetapi karena model hanya terbatas memodelkan
sisten jaringan ventilasi dengan main fan saja dengan mengabaikan
kondisi di lapangan (fan-fan tambahan) sehingga model ini akan
dibandingkan dengan model (model 2) yang input resistansinya dari
pengukuran yang memberikan perbedaan yang cukup signifikan (lebih dari
±10 %).