Tampilkan postingan dengan label Teknik Industri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Industri. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Juni 2012

Penentuan Rute Distribusi Barang Yang Optimal Menggunakan Algoritma Heuristik

Algoritma Heuristik
PT. Pos Indonesia Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, salah satunya adalah layanan logistik pengiriman barang. Perusahaan melakukan proses pengiriman barang ke pihak penerima (konsumen) melalui Kantor Pos Pemeriksa (Kprk) dan Kantor Pos Cabang Luar Kota (Kpc LK). Pada bulan Desember 2011, perusahaan melakukan pengiriman barang dengan menggunakan 3 sub rute yang kurang seimbang. Sub rute 1 terdiri dari 3 Kprk yang dikunjungi dengan jarak tempuh 687 km dengan rata-rata utilitas mobil angkut 19,03%, Sub rute 2 terdiri dari 2 Kprk yang dikunjungi dengan jarak tempuh 197 km dengan rata-rata utilitas mobil angkut 22,13%, dan sub rute 3 terdiri dari 6 Kprk yang dikunjungi dengan jarak tempuh 890 km dengan rata-rata utilitas mobil angkut 35,42%. Hal ini mengindikasikan proses pendistribusian barang belum dilakukan dengan optimal.

Sabtu, 05 Mei 2012

POKA YOKE

Poka Yoke
Setiap perusahaan industri tentunya akan selalu berusaha untuk mendapatkan kualitas yang terbaik agar kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Salah satu indikator kualitas produk yang baik yang dapat langsung diamati dalam rangkaian proses produksi adalah rendahnya tingkat defect dari produk yang dihasilkan.
Saat ini salah satu alat untuk menekan angka defect pada suatu industri manufaktur adalah dengan menggunakan Poka Yoke. Defect adalah kesalahan yang terjadi selama berlangsungnya proses produksi dan defect ini dapat menyebabkan adanya reject pada produk apabila defect yang terjadi tidak segera langsung diatasi. Defect serta reject itu sendiri akan berkaitan langsung dengan  masa depan industri itu sendiri, baik itu dari segi keuntungan yang akan menurun, serta besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi defect tersebut.

KANBAN


Kartu Kanban
Toyota pertama kali menjadi perhatian dunia pada tahun 1980-an, dan pada tahun 1990-an tampak semakin jelas bahwa ada sesuatu yang sangat istimewa dengan Toyota jika dibandingkan dengan para pembuat mobil lainnya.  Keistimewaan itu bukanlah desain atau kinerja mobil yang memukau  tetapi Toyota merancang mobil dan membuat produk-produknya yang memiliki konsistensi pada proses dan produk yang luar biasa. Toyota merancang mobilnya lebih cepat, dengan tingkat kehandalan yang lebih tinggi, tetapi dengan biaya yang kompetitif, meskipun mereka harus membayar upah pekerja jepang yang relatif tinggi.

KAIZEN

Kaizen
Dalam kurun waktu 40 tahun sesudah PD-II, Jepang merupakan negara adikuasa dibidang ekonomi melalui lima masa peralihan yang paling hebat, yaitu penyerapan teknologi besar-besaran dari AS dan Eropa, merangsang produksi dalam jumlah besar, program penyempurnaan mutu secara menyeluruh (diilhami oleh Dr. Deming dan Dr. Juran dari AS), penyempurnaan cara kerja untuk memproduksi barang sebesar-besarnya dan pendekatan lingkungan agar bersahabat.
Program peningkatan kinerja untuk mereduksi biaya terus menerus memerlukan komitmen perbaikan yang melibatkan aspek manusia (motivasi) dan aspek teknologi (teknik) secara seimbang. Konsep dari kelima peralihan itu dijalankan dengan menggunakan strategi yang canggih yaitu Kaizen.

Senin, 16 April 2012

Pengukuran Keberhasilan Dan Perbaikan Pelaksanaan Program Flexiland Berbasis Pemasaran Melalui Komunitas (Community Marketing) Dengan Analisis Ekuitas Merek

PROMO DIKIT : ) gak papa deh....yang penting masih produk Indonesia 
Komunitas pelanggan saat ini menjadi sedemikian kuat bagi para pemasar. Hal ini disebabkan karena loyalitas pelanggan, murahnya penarikan pelanggan, masukan dari pelanggan yang sangat fokus serta adanya layanan pelanggan yang dijalankan antar pelanggan sendiri. Fenomena komunitas ini didorong oleh kemajuan teknologi informasi yang pesat, kian masifnya pemanfaatan internet dan ponsel yang kian canggih, dan terus berkembangnya teknologi jaringan sosial. Baik perusahaan yang menjual produk maupun layanan jasa juga melakukan community marketing agar nantinya mencapai tujuan akhir yaitu meningkatnya jumlah penjualan perusahaan. 
Flexi dengan komunitas Flexilandnya dibentuk untuk dapat menjaring sebanyak mungkin anggota yang nantinya diharapkan dapat menjadi pelanggan sekaligus pemasar bagi perusahaan. Selain social network pada portal myflexiland.com, bentuk komunitas juga terjalin dalam situasi nyata. Agar community marketing ini dapat berhasil, perusahaan perlu membangun persepsi pelanggan melalui jalur merek. Merek yang berharga memiliki ekuitas merek yang kuat yang membuat konsumen semakin tertarik menggunakan produk tersebut. Karena itu, pemahaman ekuitas merek serta pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun langkah strategis dalam meningkatkan eksistensi merek dan menaklukkan pasar. 

Sabtu, 07 April 2012

PENYUSUNAN DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) STUDI KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL BAGI UKM

DSS adalah sebuah model sistem berbasis prosedur dalam pengolahan data, yang ditujukan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Sistem ini harus: 1. Sederhana, 2. Kuat, 3. Mudah dikontrol, 4. Adaptable, 5. Memiliki berbagai fitur penting, 6. Komunikatif. Secara implisit itu juga berarti bahwa sistem ini harus mendasarkan pada komputer (komputerisasi) dan diterapkan / digunakan untuk mendukung UKM untuk memecahkan masalah mereka.  
Perangkat lunak DSS UKM adalah sistem informasi terkomputerisasi yang dapat mendukung para penggunanya dalam merencanakan dan membuat keputusan untuk UKM bisnis keuangan dan ekonomi.

Minggu, 01 April 2012

JUNBIKI PADA TOYOTA PRODUCTION SYSTEM (TPS)


Pengertian Junbiki jika ditinjau dari asal katanya, merupakan bahasa Jepang yang berasal dari kata junjo biki yang berarti pengurutan atau persiapan. Sehingga Junbiki dapat didefenisikan sebagai metode penyamaan urutan produksi yang berada pada line produksi dengan urutan yang diproduksi di pemasok. Metode Junbiki ini sangat menunjang pelaksanaan sistem JIT (Just In Time)  dan juga dapat mengurangi persediaan seminimal mungkin. Oleh karena itu, dengan kata lain Junbiki adalah “suatu sistem delivery (pengiriman) yang menggunakan sistem order (pemesanan) dengan menggunakan faksimili yang sesuai dengan heijunka pattern (urutan produksi) di line produksi”.

Komponen Elektronik Pada Programmable Logic Controller (PLC)


Seiring pertambahan kompeksitas proses yang akan dikontrol maka kebutuhan akan program yang sifatnya canggih tentunya juga semakin meningkat. Dewasa ini, banyak proses di industri yang secara praktis membutuhkan program yang mampu mendukung fungsi-fungsi tambahan di luar fungsi relay sebagai komponen standar sebuah diagram ladder.
            Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak Programmable Logic Controller (PLC) yang begitu luar biasa, hampir semua PLC yang beredar di pasaran telah dilengkapi dengan berbagai instruksi yang sangat beragam. Jenis instruksi pada PLC ini dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok berikut ini :

Mau tau selengkapnya ? Download disini

Tugas Kuliah : Macam-macam Gerbang Logika


Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan rendah. Dikarenakan analisis gerbang logika dilakukan dengan Aljabar Boolean maka gerbang logika sering juga disebut Rangkaian logika. Rangkaian logika sering kita temukan dalam sirkuit digital yang diimplemetasikan secara elekrtonik dengan menggunakan dioda atau transistor.
Operasi kontrol sekunsial yang umum dijumpai di industri pada dasarnya hanya tersusun dari fungsi-fungsi kombinasi logika sederhana berikut: AND, OR, dan NOT. Sesuai proses yang akan dikendalikan, kombinasi fungsi logika tersebut bersama-sama dengan timer dan counter atau fungsi lainnya (kalau ada) akan membentuk rangkaian logika kontrol yang diharapkan.

Rabu, 14 Maret 2012

KERJA PRAKTEK : TINJAUAN PENERAPAN PRODUCTION CONTROL BOARD (PCB) PADA LANTAI PRODUKSI


            Dalam menjalankan usahanya PT. Indomobil Suzuki Internasional berusaha untuk menjadi yang terbaik dengan selalu mengutamakan mutu dan menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam rangka pencapaian perlu adanya perbaikan-perbaikan system kerja yang telah ada, karena peraikan system kerja maka kelancaran proses produksi dapat berjalan dengan keinginan, proses akan terganggu apabila barang yang dikirim keproses selanjudnya cacat (reject) atau terjadinya penumpukan (bottle neck). Untuk mencapai itu semua perusahaan berusaha untuk meningkatkan aktifitas-aktifitas yang tersedia secara optimal serta jumlah tenaga kerja yang memadai dan mempunyai produktifitas yang tinggi. Untuk meningkatkan itu semua, salah satu usaha PT.ISI adalah dengan menggunakan Porduction Control Board (PCB).
             

Tugas Kuliah Biomekanika : Pekerjaan Manual yang Memiliki Resiko Terjadinya Musculoskeletal Injury


Musculoskeletal Injury
Kegiatan produksi yang dilaksanakan di PT. Indomobil Suzuki Internasional Plant Cakung yang merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang proses produksi perakitan engine. Aktifitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah merakit engine dan komponen – komponen rangka engine. Salah satu engine yang dihasilkan oleh PT. ISI Plant Cakung  adalah engine XC 322  untuk kendaraan jenis motor (2w). Engine tersebut dipakai pada motor Shuzuki Shogun New (4 tak).

Jumat, 09 Maret 2012

Analisis Variabel Kepuasan Pelanggan untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode Servqual

Model Servqual  yang dikembangkan oleh Zeithamel, Parasuraman, dan Berry (1990) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mengukur kualitas pelayanan dibidang jasa. Metode ini dibagi kedalam lima dimensi jasa, yaitu dimensi reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati) dan tangibles (keadaan fisik). Kelima dimensi ini kemudian dikembangkan sesuai dengan kualitas pelayanan jasa dan dibagi kedalam lima jenis kesenjangan (gap), dalam penelitian ini kesenjangan yang diamati adalah gap 5 dan gap 1.

Rabu, 22 Februari 2012

Analisis Tingkat Efektifitas Mesin Sheeter Dengan Menggunakan Metode Oee (Overall Equipment Effectiveness)

PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan latex, yang tidak terlepas dari masalah yang berhubungan dengan efektivitas mesin/peralatan yang diakibatkan oleh six big losses. Pada mesin Sheeter I ini masalah yang sering terjadi adalah menurunnya kemampuan kerja dari mesin diakibatkan oleh kurangnya kadar air/buruknya kualitas latex sehingga mengakibatkan menurunnya efisiensi kerja mesin Sheeter I, hal ini mengakibatkan kondisi mesin menjadi menyimpang dari keadaan semula. Total Productive Maintenance (TPM) adalah suatu prinsip manajemen untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi perusahaan dengan menggunakan mesin secara efektif. Tidak tepatnya penanganan dan pemeliharaan mesin akan mengakibatkan kerugian-kerugian disebut dengan Six Big Losess yaitu breakdown losses, set-up and adjustment losses, reduced speed losses, idling and minor stoppages, rework losses dan yield scrap losses. Tahapan pertama dalam usaha peningkatan efisiensi produksi pada perusahaan ini adalah dengan melakukan pengukuran efektifitas mesin Sheeter I dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectifitas (OEE) yang kemudian dilanjutkan dengan pengukuran OEE six big losses untuk mengetahui besarnya efisiensi yang hilang pada keenam faktor six big losses. Dari keenam faktor tersebut selanjutnya dicari faktor apa yang memberikan kontribusi terbesar yang mengakibatkan besarnya efisiensi pada mesin Sheeter I. Dengan diagram sebab akibat dapat dianalisa masalah sebenarnya yang menjadi penyebab utama tingginya kerugian yang mengakibatkan rendahnya efisiensi mesin Sheeter I. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil perhitungan OEE pada mesin Sheeter I selama periode Januari 2009 – Desember 2009 diperoleh nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) berkisar antara 49,87 % sampai 84,04 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan mesin Sheeter I dalam mencapai target dan dalam pencapaian efektivitas penggunaan mesin/peralatan belum mencapai kondisi yang ideal (≥85%).

Evaluasi Kinerja Karyawan dengan Pendekatan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)

PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan getah karet menghasilkan produk setengah jadi yang disebut crumb rubber atau SIR yang memiliki kualitas produk di pasaran ekspor dunia. Kualitas produk crumb rubber atau SIR yang dihasilkan salah satunya dipengaruhi oleh faktor manajemen sumber daya manusia yakni kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang baik akan mempengaruhi kualitas proses dan hasil produksi. Dengan penilaian kinerja yang tepat, maka produktivitas kinerja karyawan dapat dinilai dan dihargai sesuai dengan usahanya dan insentif yang diterima oleh karyawan sesuai dengan nilai prestasi kinerjanya. Sistem manajemen mutu yang selama ini berjalan di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate adalah sistem manajemen ISO 9001:2000. Manajemen kinerja yang dilakukan selama ini belum menjawab seluruh faktor organisasi, serta hasilnya. Kriteria cenderung berfokus perbaikan prosedur, tools, atau teknik. Penilaian kinerja yang dilakukan hanya sebatas penilaian saja tanpa adanya evaluasi penilaian kinerja karyawan secara terus menerus dalam perusahaan untuk mengetahui mengetahui kondisi kinerja perusahaan dan untuk menentukan prioritas perbaikan. Penilaian kinerja karyawan dengan metode Malcolm Baldrige National Quality Award adalah metode yang tepat untuk menjawab permasalahan itu. Kinerja karyawan dinilai berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) dengan menggunakan pendekatan Analitycal Hyerarchi Process sehingga diperoleh urutan priorotas kriteria karyawan yang paling efektif dalam menilai penilaian performansi kerja karyawan. Hasil penilaian kinerja manajemen sumber daya manusia di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate hanya sebagian yang memenuhi persyaratan yang ada pada Standar MBNQA 2002. Diantara 6 sub kriteria yang dinilai berdasarkan standar MBNQA 2002 dengan menggunakan kuisioner I, didapat ada 4 kriteria yang sudah cukup baik yaitu kriteria Sistem Kerja (74,54%), kriteria Pengembangan Karyawan (100%), kriteria Kesehatan Karyawan (89,34%), kriteria Dukungan dan Kepuasan (73,11%). Sedangkan untuk kriteria Pelatihan dan pendidikan (59,64%) masih tergolong buruk dan untuk kriteria keselamatan karyawan (43,75%) juga masih tergolong masih buruk. Untuk hirarki tingkat II yang dianggap paling mempengaruhi performansi manajemen sumber daya manusia perusahaan adalah kriteria sistem kerja dengan persentase (0,6284), selanjutnya kriteria kesejahteraan dan kepuasan karyawan pendidikan (0,2299) dan terakhir pelatihan dan pengembangan karyawan (0,1466) Untuk hierarki level/tingkat III, berdasarkan hasil kuesioner II didapat bahwa kriteria sistem kerja mendapat perhatian yang sangat besar dalam artian memiliki pengaruh besar dengan nilai bobot (0,6284). Selanjutnya disusul kesehatan karyawan (0,1595), pelatihan dan pendidikan (0,1165), keselamatan karyawan (0,0495), pengembangan karyawan (0,0301) dan terakhir dukungan dan kepuasan karyawan (0,0209).

Perancangan Sistem Informasi Perusahaan Dengan Pendekatan Model REA (Resources, Events, Agents) Enterprise

Unit Pengolahan Kelapa Sawit PTP. Nusantara IV Kebun Dolok Ilir sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit dan penghasil CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil), memiliki bermacam-macam proses internal dalam menjalankan sistem bisnisnya. Proses tersebut adalah proses finansial proses pengadaan bahan baku, dan penolong, ATK, operating assets, solar dan layanan pemerintah atau pembayaran pajak, proses penggajian dan pengadaan asuransi tenaga kerja, proses konversi dan proses pemeriksaan mutu, proses penjualan, proses pengadaan listrik, dan proses pengadaan air. Melihat kondisi ini, PTP Nusantara IV Kebun Dolok Ilir membutuhkan suatu sistem informasi perusahaan. Sistem informasi yang tidak terletak pada masing-masing depertemen, melainkan berupa sebuah sistem yang terpadu yang dapat dipakai oleh sejumlah departemen secara bersama-sama. Sistem informasi yang mengintegrasikan bagian keuangan, penjualan, pembelian, manufaktur, dan sumber daya manusia. Dengan sistem informasi seperti ini, informasi dapat diperoleh dengan cepat. Pengambilan keputusan juga dapat terlaksana dengan cepat. Perencanaan sistem informasi perusahaan dengan pendekatan model REA (Resources, Event, Agents) dapat langsung menggambarkan proses bisnis internal perusahaan, aktivitas didalamnya, pelaku dan sumber daya yang digunakan atau dihasilkan oleh proses bisnis tersebut yang penting bagi perusahaan, dan dijadikan entitas atau objek database. Untuk mencapai tujuan sistem informasi perusahaan yang terintegrasi dan terkomputerisasi, perancangan sistem informasi perusahaan ini menggunakan software PHP My SQL dan Microsoft Access 2003, Visual Basic 8 untuk interface dan memanfaatkan topologi LAN untuk mengintegrasikan sistem informasi antar bagian. Topologi LAN yang dirancang adalah topologi star. Dengan menggunakan model REA (Resources, Event, Agents) Enterprise ini maka pengumpulan, pencarian, dan perolehan data serta penyajian laporan dapat dilakukan dengan cepat melalui perancangan program aplikasi interface yang memiliki operasi-operasi penambahan data, pengubahan data, penghapusan data, dan penampilan serta pencetakan laporan. Dimana dalam mengaplikasikan sistem ini diperlukan banyak perangkat hardware dan software serta operator-operator didalam perusahaan yang terlatih. Operasi-operasi tersebut sangat mudah digunakan karena hanya dengan menekan tombol operasi-operasi tersebut pada program aplikasi interface yang dibuat. Interface adalah hubungan tatap muka antara pengguna dalam hal ini karyawan Unit Pengolahan Kelapa Sawit PTP Nusantara IV Kebun Dolok Ilir dengan database yang dirancang. Program aplikasi interface yang dibuat juga memberikan pengamanan hak akses untuk menambah, mengubah, dan menghapus data. Hal ini ditujukan untuk melindungi database dari pengubahan dan penghapusan data dari karyawan yang tidak berwenang. Pengamanan akses ini dilakukan dengan memasukkan nama pengguna/ karyawan dan password yang telah didaftarkan ke administrator.

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan Metode Grafik dan Algoritma CRAFT

PT. Prima Indah Saniton merupakan jenis perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan Sanitary Ware. Jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Prima Indah Saniton adalah kloset jongkok, kloset duduk (water closet), wastafel dan soap holder. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Kebun Lada, Binjai, Sumatera Utara. Setiap jenis produk yang dihasilkan memiliki urutan proses produksi yang sama hanya saja untuk menghasilkan variasi produk tersebut dibutuhkan cetakan yang berbeda. Pada perusahaan terdapat 8 tempat pencetakan yang dapat diuraikan menjadi, kloset jongkok sebanyak 4 tempat, kloset duduk sebanyak 2 tempat, wastafel dan soap holder masing-masing berjumlah 1 tempat dimana semua tempat pencetakan ini diletakkan secara terpisah sementara stasiun pengerokan sebagai urutan proses produksi setelah stasiun pencetakan cenderung diletakkan dekat ke stasiun pencetakan kloset jongkok namun berjauhan dengan stasiun pencetakan kloset duduk dan soap holder. Selain itu, stasiun pengamplasan dan pelapisan warna juga diletakkan berjauhan dari stasiun pengerokan. Panjangnya jarak pemindahan bahan, aliran material yang tidak beraturan dan susunan beberapa stasiun kerja yang belum efisien merupakan indikator kelemahan dari tataletak yang digunakan. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari tataletak bagian produksi, maka dilakukan penyusunan ulang terhadap tataletak yang telah ada dengan mempertimbangkan besarnya momen perpindahan material. Cara yang digunakan dalam penyusunan tataletak yang baru adalah dengan menggunakan metode Grafik dan Algoritma CRAFT. Tataletak awal lantai produksi perusahaan memberikan momen perpindahan sebesar 728908 meter perpindahan per tahun ditinjau dari jarak antar stasiun kerja. Dari hasil rancangan tataletak kedua metode ini dilakukan perbandingan momen perpindahannya. Dari metode Grafik diperoleh 3 alternatif sebagai bahan pertimbangan, dimana alternatif I memiliki momen perpindahan per tahun sebesar 364156 , altenatif II memiliki momen perpindahan per tahun sebesar 355216 dan alternatif III memiliki momen perpindahan per tahun sebesar 281014. Dari Algoritma CRAFT diperoleh rancagan tataletak dengan momen perpindahan per tahun sebesar 478591. Dari hasil percobaan, maka alternatif yang dipilih untuk tataletak yang baru adalah alternatif III dari metode Grafik yang memiliki momen perpindahan per tahun sebesar 281014 yang jauh lebih kecil dari momen perpindahan tataletak awal dan dengan tingkat koreksi sebesar 61,45%.

Jumat, 10 Februari 2012

ANALISA STRATEGI DAN EVALUASI PADA KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN INDUSTRI SUMATERA BARAT


RINGKASAN PEMBAHASAN

        Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan, Peraturan Daerah No. 5 tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang Perindustrian dan Perdagangan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh seorang Wakil Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
            Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekosentrasi di bidang Perindustrian dan Perdagangan.
            Pelaksanaan kegiatan dalam hal pemberdayaan dan pengembangan Industri dan Perdagangan yang dilaksanakan oleh masing-masing unit pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Barat mengacu kepada tugas pokok dan fungsi Dinas.
               Matriks Threats – Opportunities – Weakness - Strengths (TOWS) merupakan alat pencocokkan yang membantu dalam mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO, strategi ST, Strategi WT.
               Salah satu cara menentukan aktivitas evaluasi strategi yaitu dengan cara mengukur prestasi organisasi, yang mana aktivitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, menyelidiki penyimpangan dari rencana, megevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian sasaran yang dinyatakan.

Senin, 06 Februari 2012

Laporan Kerja Praktek : Perhitungan Beban Kerja Operator


ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan pada kerja praktek ini berlokasi di East Yard Shop C PT. McDermott Indonesia. Aktifitas pekerjaan yang terjadi pada Shop C ini adalah proses pemotongan, gerinda, drill, bending dan  fitting process. Pada penelitian ini ingin diketahui beban kerja fisik operator pada area gerinda dan Cutting Machine Burn Table 2. Beban kerja operator merupakan hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan sistem produksi. Dari inforamsi beban kerja tersebut, maka dapat diambil keputusan yang lebih akurat untuk meningkatkan produktifitas. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka diketahui beban kerja operator di  area gerinda dan Cutting Machine Burn Table 2 adalah 68.77% and 97.29%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua operator tersebut  underload, untuk mengantisipasi idle time maka perlu ditingkatkan beban kerja dengan load balancing (seperti: operator dapat bekerja di work center lain). Untuk mengoptimalkan sistem produksi maka penggunaan sumber daya juga harus optimal. Upaya peningkatan productivitas salah satunya dengan meningkatkan kapasitas, tetapi harus mempertimbangkan beban kerja operator. Operator tidak dapat diberi beban melebihi kapasitasnya, jika overload maka dapat menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Pada kasus ini, operator pada Cutting Machine Burn Table 2 tidak dapat lagi ditingkatkan kapasitasnya karena operator sudah memiliki beban kerja yang cukup tinggi. Operator pada stasiun kerja gerinda masih dapat ditingkatkan beban kerjanya dengan cara bekerja di stasiun kerja lain (fitting area), pada kenyataannya operator ini telah melakukan load balancing sehingga beban kerjanya   meningkat menjadi 90.27 %. Untuk meningkatkan produktifitas Shop C khususnya stasiun kerja gerinda dan stasiun kerja pemotongan dapat dilakukan dengan penjadwalan ulang sistem produksi sehingga diperoleh sistem yang lebih baik (reorganize the schedule of production system more optimally).

Lebih lengkapnya download disini.