Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Juni 2012

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Perilaku Individu dalam Organisasi
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya. Sementara itu, karakteristik individu akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yaitu organisasi atau lainnya.  Selain itu, organisasi juga memiliki karakteristik dan merupakan suatu lingkungan bagi individu. 
Karakteristik organisasi, antara lain reward system dan pengendalian. 

Senin, 07 Mei 2012

PROGRAM KONSELING BAGI WANITA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Penelitian mengenai program konseling bagi wanita korban kekerasan dalam rumah tangga terkait dengan permasalahan pemberian bantuan konseling kepada para wanita korban kekerasan dalam rumah tangga. Bantuan konseling sangat penting peranannya dalam proses pendampingan. Hal ini dikarenakan bantuan konseling merupakan salah satu bantuan psikologis dalam menangani korban KdRT. Pentingnya proses konseling tidak disertai dengan realisasi yang signifikan dalam pelaksanaannya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis gambaran konkrit kondisi wanita korban KdRT, termasuk latar belakang keluarga dan kekerasan yang dialaminya serta bantuan konseling yang tepat untuk diberikan kepada wanita korban KdRT. Bantuan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu yang bertujuan agar indivdiu mampu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya serta mampu untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kekerasan dalam rumah tangga dapat berarti perilaku seseorang yang mengakibatkan anggota keluarga lain mengalami luka fisik, psikologis, seksual, atau ekonomi yang bertujuan untuk mengendalikan keluarga.

Kamis, 19 April 2012

Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Batik

Batik
Produk dan jasa diterima atau ditolak konsumen berdasarkan sejauh mana keduanya dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidup mereka. Konsumen dapat mengabaikan yang dikatakan oleh pemasar (Engel et.al., 1995:9). “Sikap tertentu yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu objek tertentu (misalnya merek suatu produk) bisa mencerminkan gaya hidupnya” (Ilmiyah et. al.:2007). “The lifestyle have a major impact on the purchase and consumption behavior of consumer” (Hawkins dalam Kucukemiroglu et. al., 2003:213). Artinya adalah gaya hidup mempunyai dampak yang utama pada pembelian dan perilaku konsumsi dari konsumen. “dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.

Senin, 09 April 2012

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI NILAI DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT

Penelitian ini dilatarbelakangi bahwa setiap profesi membutuhkan kompetensi dan karakter pelaku yang berbeda. Salah satu penentu karakter ialah orientasi nilai yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kepribadian, selanjutnya akan menentukan pensikapannya terhadap situasi pekerjaan yang dihadapinya dan lebih lanjutnya terhadap tingkat motivasi kerjanya.
Orientasi nilai merupakan sejumlah kriteria yang dijadikan pedoman oleh individu dalam menimbang berbagai hal. Motivasi kerja merupakan segala dorongan yang menyebabkan individu untuk bekerja. Prinsip right man on the right job, merupakan faktor yang menentukan motivasi dan produktivitas kerja karyawan.

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWI

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara harga diri dengan perilaku merokok mahasiswi FPBS UPI. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi Pearson. 
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkatan harga diri mahasiswi FPBS UPI yang disusun berdasarkan teori harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967) dan tingkat perilaku merokok mahasiswi FPBS UPI yang disusun berdasarkan teori Behaviour Modification yang dikemukakan oleh Martin dan Pear (2007).

Jumat, 23 Maret 2012

Teori Gaya Hidup

Beberapa hari yang lalu Phydi mendapat request dari seorang teman agar membahas mengenai teori-teori tentang gaya hidup (psikologi). Cukup banyak pembahasan mengenai teori tentang gaya hidup, namun salah satu yang populer di kalangan psikologi adalah teori yang dikemukakan oleh Alfred Adler dalam bukunya " The Science of Living". Menurut Adler usaha individu untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan yang diharapkan, memerlukan cara tertentu. Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup (Style of Life). Gaya hidup yang diikuti individu adalah kombinasi dari dua hal, yakni dorongan dari dalam diri (the inner self driven) yang mengatur arah perilaku, dan dorongan dari lingkungan yang mungkin dapat menambah, atau menghambat arah dorongan dari dalam tadi.

Dari dua dorongan itu, yang terpenting adalah dorongan dalam diri (inner self) itu.Bahwa karena peranan dalam diri ini, suatu peristiwa yang sama dapat ditafsirkan berbeda oleh dua orang manusia yang mengalaminya. Dengan adanya dorongan dalam diri ini, manusia dapat menafsirkan kekuatan-kekuatan di luar dirinya, bahkan memiliki kapasitas untuk menghindari atau menyerangnya. Bagi Adler, manusia mempunyai kekuatan yang cukup, sekalipun tidak sepenuhnya bebas, untuk mengatur kehidupannya sendiri secara wajar. Jadi dalam hal ini Adler tidak menerima pandangan yang menyatakan bahwa manusia adalah produk dari lingkungan sepenuhnya. Menurut Adler, justru jauh lebih banyak hal-hal yang muncul dan berkembang dalam diri manusia yang mempengaruhi gaya hidupnya.


Minggu, 11 Maret 2012

Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded Dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri

Remaja puteri sebagai salah satu kelompok dalam masyarakat cenderung berorientasi konsumtif dan senang mencoba hal-hal baru. Mereka sangat memperhatikan perkembangan tren yang sedang berlangsung. Menurut hasil penelitian sebelumnya remaja puteri lebih banyak membelanjakan uangnya untuk keperluan menunjang penampilan, seperti pakaian, kosmetik, asesoris, dan sepatu. Mereka terus berupaya membeli produk-produk tren terbaru untuk membuat penampilan mereka menjadi lebih menarik dan memperkuat identitas mereka di lingkungan sosial, sehingga hal ini dapat menimbulkan kecenderungan perilaku konsumtif pada diri remaja puteri. 

Selasa, 21 Februari 2012

Hubungan Antara Penerimaan Peer Group dan Prestasi Akademik Pada Siswa SLTP

ABSTRAK
Penelitian ini difokuskan pada siswa program akselerasi di tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang memiliki kemampuan akademik di atas rata-rata, dan bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara skor self-report penerimaan peer group dengan prestasi akademik pada siswa akselerasi. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif dengan desain field study, tanpa memanipulasi variabel. Skor self-report penerimaan peer group didapat dengan pemberian kuesioner PEERACC dengan skala tipe Likert, sementara untuk prestasi akademik digunakan nilai raport semester terakhir dari setiap subyek.

Rabu, 08 Februari 2012

Gambaran Proses Pencapaian Status Identitas Diri Remaja Yang Mengalami Kekerasan Fisik Pada Masa Kanak-Kanak

ABSTRAK

Keluarga adalah lembaga pertama dalam kehidupan anak dan peran keluarga sangat besar dalam pembentukan tingkah laku, moral, dan pendidikan pada anak. Namun, perlakuan yang salah seperti kekerasan fisik sering diterima anak dari keluarganya, khususnya orang tua. Hal tersebut memberikan dampak fisik dan psikologis yang akan mempengaruhi proses anak tersebut berkembang menjadi seorang remaja yang akan membentuk identitas diri. Identitas diri adalah perkembangan pemahaman diri yang membuat individu semakin sadar akan kemiripan dan keunikan dari orang lain dan akan memberikan arah, tujuan, dan makna pada hidup seseorang.


Sabtu, 04 Februari 2012

AKTUALISASI DIRI PADA ANAK LAKI-LAKI SATU-SATUNYA DIKELUARGA BATAK TOBA: Studi Eksploratif Terhadap Dua Orang Mahasiswa Dari Sumatera Utara Di Kota Bandung

Akhirnya bisa mandi juga....haha (curhat)...karena air sudah hidup lagi....pikiran jadi tenang dan bisa buat postingan hari ini. Kembali mengenai masalah psikologi, karena orang-orang yang sedang mengerjakan skripsi psikologinya banyak yang kena... haha...becanda :]

ABSTRAK

Penelitian ini berusaha menjawab permasalahan mengenai bagaimana aktualisasi diri anak laki-laki satu-satunya di keluarga Batak Toba asal Sumatera Utara yang sedang berkuliah di kota Bandung. Responden dalam penelitian ini terdiri dari dua orang mahasiswa suku Batak Toba asal Sumatera Utara yang merupakan anak laki-laki satu-satunya dan sedang berkuliah di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris mengenai bagaimana aktualisasi diri anak laki-laki satu-satunya di keluarga suku Batak Toba asal Sumatera Utara yang sedang berkuliah di kota Bandung serta faktor apa saja yang mempengaruhi pengaktualisasian diri kedua subjek. 


Rabu, 18 Januari 2012

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PERMAINAN KOOPERATIF

Teman Phydi ada yang lagi stres, jadi ikutan stres juga nih... Ups, tapi jangan khawatir postingan Phydi tetap untuk mengobati stres teman-teman yang pusing mikirin skripsi atau tugas akhir atau tugas kuliah atau...atau...atau.... :]

Karena lagi stres maka kita akan membahas mengenai psikologi, tapi tetap tidak bisa mengobati stres teman Phydi karena bahasannya mengenai " Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Permainan Kooperatif". Kalau menurut Phydi sih permainan yang kooperatif yaitu War Craft, Counter Strike, Need 4 Speed Carbon...hahaha...

Baiklah, langsung baca abstraknya saja ya.

ABSTRAK
Perkembangan sosial pada anak-anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga, dia juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group) seperti teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas. Kemampuan bersosialisasi pada anak harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak dapat meniti kesuksesannya, sangat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin. Melalui hubungan teman sebaya, anak memperoleh kesempatan untuk belajar keterampilan sosial yang penting untuk kehidupannya, terutama keterampilan yang dibutuhkan untuk memulai dan memelihara hubungan sosial dan untuk memecahkan konflik sosial, yang mencakup keterampilan berkomunikasi, berkompromi, dan berdiplomasi.