Rabu, 21 Maret 2012

Penggunaan Mikrosatelit HEL9 dan INRA035 Sebagai Penciri Khas Sapi Bali

Sapi Bali merupakan plasma nutfah nasional yang telah diketahui memiliki banyak keunggulan sebagai ternak potong. Pemanfaatan dan perbaikan mutu genetik yang terus diupayakan harsu didertai juga upaya pelestarian mengingat Indonesia merupakan pusat gen sapi Bali di dunia. Upaya pelestarian perlu didukung oleh metode yang akurat dan mudah untuk mengidentifikasi sapi bali yang dapat digunakan sebagai penciri khusus sapi bali murni.
Dalam penelitian ini, lokus mikrosatelit HEL9 dan INRA035 pada sapi bali diuji spesifikasinya dan sebagai pembanding diuji pula kedua lokus mikrosatelit tersebut pada banteng yang dipercaya adalah tetua sapi bali. Hasil pengamatan pola warna tubuh menunjukkan bahwa sapi bali pada umumnya memliki pola warna tubuh ormal, namun demikian ditemukan 17%sapi bali yang memiliki pola menyimpang. Jenis pola warna menyimpang yang terbanyak adalah kaus kai putih tercampur warna merah bata/coklat atau hitam, atau seluruhnya berwarna merah bata/coklat, dan penyimpangan ini umumnya ditemukan di Pulau Nusa Penida. Dalam kecil ditemukan sapi tutul dan injin, berturut-turut sebanyak 0,67% dan 0,33%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar