Tataniaga Gula |
Sepanjang sejarah di Indonesia perdagangan gula tidak pernah lepas dari
campur tangan pemerintah. Pemerintah membuat kebijakan-kebijakan dan
mengatur perdagangan gula yang tentunya berdampak pada produksi
nasional, ketersediaan (stok), pemasaran dan distribusi, impor, harga
gula, dan lain sebagainya. Hal ini karena perdagangan gula tidak hanya
suatu masalah teknis saja, melainkan suatu sistem yang didalamnya banyak
komponen yang mempengaruhi maupun terpengaruh olehnya.
Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan tataniaga
gula terhadap ketersediaan dan harga domestik gula pasir di Indonesia
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilaksanakan di
Kota Medan dan data yang digunakan berupa data time series dengan
rentang waktu tahun 1990-2009 yang dianalisis dengan alat bantu software
program Statistical Package for Social Science.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda didapatkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi produksi
gula pasir domestik adalah kebijakan tataniaga gula pada periode
pengendalian impor, luas areal, dan rendemen tebu. Harga gula domestik
secara signifikan dipengaruhi oleh kebijakan tataniaga disetiap periode,
impor, dan konsumsi gula. Kebijakan tataniaga gula berpengaruh secara
langsung terhadap produksi gula dan harga domestik. Kebijakan tataniaga
gula periode Bulog cenderung untuk stabilisasi (menekan impor dan harga
domestik untuk menjaga stabilisasi harga). Kebijakan tataniaga pada
periode perdagangan bebas/liberalisasi hanya signifikan mempengaruhi
harga domestik dengan korelasi negatif. Kebijakan tataniaga gula periode
pengendalian impor secara signifikan berpengaruh positif baik terhadap
produksi maupun harga gula domestik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar