ABSTRAK
Keluarga adalah lembaga pertama dalam kehidupan anak dan peran keluarga
sangat besar dalam pembentukan tingkah laku, moral, dan pendidikan pada
anak. Namun, perlakuan yang salah seperti kekerasan fisik sering
diterima anak dari keluarganya, khususnya orang tua. Hal tersebut
memberikan dampak fisik dan psikologis yang akan mempengaruhi proses
anak tersebut berkembang menjadi seorang remaja yang akan membentuk
identitas diri.
Identitas diri adalah perkembangan pemahaman diri yang membuat individu
semakin sadar akan kemiripan dan keunikan dari orang lain dan akan
memberikan arah, tujuan, dan makna pada hidup seseorang.
Pembentukan identitas diri dapat digambarkan melalui status identitas berdasarkan ada tidaknya krisis (eksplorasi) dan komitmen. Status identitas diri terbagi atas empat yaitu diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement. Sedangkan domain identitas diri terdiri dari tiga domain yaitu domain pilihan pendidikan/pekerjaan, domain hubungan dengan teman, dan hubungan dengan pacar/kekasih.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses pencapaian status identitas diri pada remaja yang mengalami kekerasan fisik pada masa kanak-kanak dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. Responden dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yang terdiri dari dua orang remaja perempuan dan satu orang remaja laki-laki.
Adapun yang menjadi karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu remaja yang mengalami kekerasan fisik di keluarga dan terjadi pada masa kanak-kanak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap responden memiliki status identitas yang berbeda. Subjek I berada pada status identitas diffusion pada domain pilihan pendidikan/pekerjaan, achievement pada domain hubungan dengan teman dan pada hubungan dengan pacar/kekasih. Subjek II berada pada status identitas moratorium pada domain pilihan pendidikan/pekerjaan, achievement pada domain hubungan dengan teman dan diffusion pada hubungan dengan pacar/kekasih. Subjek III berada pada status identitas diffusion pada domain pilihan pendidikan/pekerjaan, domain hubungan dengan teman dan pada hubungan dengan pacar/kekasih. Pencapaian status identitas diri pada ketiga responden dipengaruhi oleh pola asuh, homogenitas lingkungan, dan pengalaman masa kanak-kanak.
Pembentukan identitas diri dapat digambarkan melalui status identitas berdasarkan ada tidaknya krisis (eksplorasi) dan komitmen. Status identitas diri terbagi atas empat yaitu diffusion, foreclosure, moratorium dan achievement. Sedangkan domain identitas diri terdiri dari tiga domain yaitu domain pilihan pendidikan/pekerjaan, domain hubungan dengan teman, dan hubungan dengan pacar/kekasih.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran proses pencapaian status identitas diri pada remaja yang mengalami kekerasan fisik pada masa kanak-kanak dan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. Responden dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yang terdiri dari dua orang remaja perempuan dan satu orang remaja laki-laki.
Adapun yang menjadi karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu remaja yang mengalami kekerasan fisik di keluarga dan terjadi pada masa kanak-kanak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap responden memiliki status identitas yang berbeda. Subjek I berada pada status identitas diffusion pada domain pilihan pendidikan/pekerjaan, achievement pada domain hubungan dengan teman dan pada hubungan dengan pacar/kekasih. Subjek II berada pada status identitas moratorium pada domain pilihan pendidikan/pekerjaan, achievement pada domain hubungan dengan teman dan diffusion pada hubungan dengan pacar/kekasih. Subjek III berada pada status identitas diffusion pada domain pilihan pendidikan/pekerjaan, domain hubungan dengan teman dan pada hubungan dengan pacar/kekasih. Pencapaian status identitas diri pada ketiga responden dipengaruhi oleh pola asuh, homogenitas lingkungan, dan pengalaman masa kanak-kanak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar