Oleh : KHAIRUDDIN (NIM 130 04 025), Central Library Institute Technology Bandung
Sampai saat ini, negara telah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk
mensubsidi kerosin. Dewasa ini, telah diusahakan pemanfaatan sumber daya
alam hayati sebagai sumber energi, salah satunya adalah biokerosin.
Dengan demikian, tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah
mencari tahu metode terbaik yang dapat digunakan untuk
mengambil/menggondol biokerosin dari tumbuhan sumbernya dan menguji
karakteristik biokerosin untuk mengetahui sejauh mana kualitas
biokerosin yang sebenarnya.
Sumber
alam hayati yang dijadikan bahan baku pada penelitian ini adalah
tumbuhan Pittosporum ferrugineum, lazim disebut Ki Honje. Bagian dari
tumbuhan Ki Honje yang diproses adalah bagian buahnya, yang terdiri dari
kulit dan biji. Pengambilan/penggondolan biokerosin dari buah Ki Honje
dilakukan dengan menggunakan dua metode, yakni distilasi kukus dan
ekstraksi Soxhlet. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan empat variasi
jenis pelarut yaitu heksan (T.d. 69 derajat C), dikhlorometana (T.d.
39,8 derajat C), dietil eter (T.d 34,6 derajat C), dan aseton (T.d. 56,5
derajat C). Kemudian, dilakukan pengambilan pada skala bench dengan
menggunakan metode/variasi yang memberikan perolehan minyak dan
kualitas/tinggi nyala api terbaik. Selanjutnya adalah pengujian
karakteristik minyak buah Ki Honje yang diperoleh dari pengambilan pada
skala bench, meliputi pengujian titik asap dan pengujian titik beku.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda distilasi kukus tidak dapat digunakan untuk mengambil minyak buah Ki Honje. Ekstraksi pada skala laboratorium menunjukkan bahwa minyak Ki Honje yang diambil dengan menggunakan pelarut heksan lebih cenderung mendekati karakteristik biokerosin yang diinginkan.
Mau yang lebih lengkap ? Download link di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar