ABSTRAK :
Terletak di kawasan SCBD (Sudirman Central Business
District), gedung Graha Energi (Medco tower) yang berfungsi sebagai
gedung perkantoran , mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2008.
Gedung Graha Energi terdiri atas 43 lantai, umumnya diperuntukkan
sebagai kantor dan beberapa lantai digunakan sebagai sarana penunjang,
seperti retail, restoran, atm, fasilitas umum dan parkir. Kawasan SCBD
sendiri adalah pusat tata guna lahan perkantoran dan perdagangan yang
terletak di Jakarta Pusat. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu tata
guna lahan dengan bangkitan dan tarikan yang sangat besar. Besarnya
jumlah volume lalu lintas pada kawasan ini serta pada jalur-jalur di
sekitar kawasan ini menimbulkan masalah transportasi yang kompleks.
Dengan memperhatikan kondisi diatas, Tugas Akhir ini bertujuan
menganalisis dampak lalu lintas akibat pembangunan gedung Graha Energi
terhadap kinerja jaringan yang terpengaruh secara signifikan.
Tahap
analisis dimulai dari pengolahan data jaringan dan data lalu lintas, se
hingga menghasilkan kineja kondisi eksisting. Setelah itu besarnya
bangkitan tarikan gedung Graha Energi diperkirakan dengan metode ITE
(Institut Transportation Engineering). Bangkitan dan tarikan ini lalu
didistribusikan dengan membandingkan pola gedung menara Bidakara, dimana
menara Bidakara adalah tata guna lahan sebelum Graha Energi. Dengan
distribusi inilah, pembebanan dilakukan pada ruas-ruas serta simpang
(jaringan) yang akan dipengaruhi oleh pembangunan gedung Graha Energi
secara signifikan. Adapun untuk melihat kinerja pada tahun-tahun
mendatang dilakukan proses forecasting yang dilakukan dengan menggunakan
data tingkat pertumbuhan lalu lintas.
Analisis dibagi menjadi dua
bagian, yaitu analisis kondisi do nothing dan analisis kondisi do
something. Analisis kondisi do nothing adalah analisis kondisi tanpa
dilakukan alternatif-alternatif solusi. Analisis kondisi do nothing
sendiri dibagi menjadi dua bagian kembali, yaitu kondisi tanpa
pembebanan dan kondisi dengan pembebanan 40% dan kondisi dengan
pembebanan 100%. Kondisi tanpa pembebanan yaitu kondisi eksisting
wilayah kajian tanpa adanya pengaruh dari gedung Graha Niaga (Medco
Tower). Kondisi pembebanan 40% adalah kondisi eksisting yang dibebani
40% pengaruh dari gedung Graha Niaga (akhir tahun 2008), sementara
kondisi dengan pembebanan 100% adalah kondisi eksisting yang dibebani
100% pengaruh dari gedung Graha Niaga dengan tambhan pengaruh dari
pertumbuhan normal (tahun 2009 hingga tahun 2012). Sementara kondisi do
something adalah kondisi dengan pembebanan 100% dari pengaruh gedung
Graha Niaga (Medco Tower) ditambah pengaruh pertumbuhan normal lalu
lintas yang telah diberikan penanganan alternatif solusi.
Kesimpulan
pada analisis ini adalah, pengaruh yang ditimbulkan oleh bangkitan dan
tarikan gedung Graha Energi tidaklah begitu besar. Dapat dilihat dari
kinerja-kinerja pada ruas-ruas (VCR) dan simpang (DS) yang dikaji yang
tidak terlalu beda dengan kondisi do nothing. Adapun masalah
mengkhawatirkan yang terjadi, disebabkan oleh faktor luar yang sangat
besar pengaruhnya (dalam hal ini aturan three in one), bukan karena
akibat gedung Graha Energi yang pengaruhnya relatif kecil.
Mau lebih lengkap ? Download di bawah ini.
JANGAN LUPA KOMENTARNYA YA...REQUEST SILAHKAN LANGSUNG HUBUNGI PHYDI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar